Oleh: Affin Jaffar Umarovic
Riset menunjukkan bahwa pengusaha di Indonesia yang mendirikan badan usaha berupa PT (Perseroan Terbatas) sangatlah bergantung pada Sektor perekonomian UMKM (Perusahaan Startup) yang baru saja merintis bisnis. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pilar perekonomian Indonesia. Kontribusinya terhadap perekonomian nasional sangat besar. Sektor ini diketahui merupakan penyedia lapangan kerja terbesar dan pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal.
Dikutip dalam laman website umkm menjadi pilar penting di dalam perekonomian di Indonesia – Search (bing.com)
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada. Yang berarti perputaran perekonomian di Indonesia sangatlah bergantung pada pengusaha yang membangun bisnis Startup di Indonesia dibandingkan dengan pengusaha Unicorn yang mendirikan bisnis perusahaan Di Indonesia.
Terkait dengan perpajakan, pajak UMKM diatur dalam PPh Pasal 4 ayat (2), yang diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 (PP 23/2018). Melalui peraturan tersebut, disebutkan bahwa pengusaha dengan peredaran bruto tertentu (UMKM) dengan omzet tidak melebihi Rp4,8 miliar per tahun dikenakan tarif sebesar 0,5%. Peraturan ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2018 dan diperuntukkan untuk pelaku UMKM yang meliputi orang pribadi maupun badan seperti koperasi, firma, CV, dan perseroan terbatas.
*Disclaimer*