Intercounbix

Shaping a sustainable future

Transfer Pricing | Accounting | Tax | Business Advisory

Prinsip pengukuran akuntansi

Oleh Affin Jaffar Umarovic

Prinsip Pengukuran Akuntansi

Terdapat 2 prinsip pengukuran, yaitu:

1. Cost principle (Historical cost principle)

Prinsip ini menyatakan bahwa aset disajikan pada saat harga perolehannya

2. Fair value principle

Prinsip  ini menyatakan bahwa aset dan liabilitas harus disajikan dengan nilai wajarnya.

Dalam memilih salah satu prinsip diatas. Maka terdapat dua kualifikasi utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan yaitu Relevance dan Faithful Representation. Prinsip pengukuran yang banyak dianut (yang juga disarankan IFRS) adalah prinsip nilai wajar ( Fair Value principle).

 

Asumsi

Asumsi yang digunakan dalan proses akuntansi adalah:

Monetary unit assumption

Pepatah terkenal adalah: Uang adalah apa yang dilakukan uang. Ini berarti bahwa uang bertindak sebagai unit standar untuk mengukur nilai barang dan jasa. Di bawah asumsi unit moneter, diasumsikan bahwa hanya transaksi-transaksi dengan nilai moneter yang harus dicatat dalam pembukuan akun. Dengan kata lain, menurut konsep ini, satu-satunya transaksi yang harus dicatat dalam pembukuan adalah transaksi yang dapat diukur dalam hal uang. Masalah dapat muncul karena variasi nilai uang dan ketidaktahuan faktor kualitatif seperti kualitas manajemen dan pertumbuhan persaingan. Namun, konsep pengukuran uang diterima karena kemampuan beradaptasi dan pemahamannya. Asumsi unit moneter didasarkan pada asumsi bahwa semua transaksi dapat diukur dalam bentuk uang.

Sudah diketahui bahwa bisnis mungkin memiliki beragam jenis aset, termasuk tanah dan bangunan, surat berharga pemerintah dan saham perusahaan lain, persediaan bahan baku dan barang jadi, dan uang tunai dan klaim terhadap debitur. Namun, tidak mungkin untuk menjumlahkan semua aset perusahaan secara langsung. Misalnya, tidak ada cara untuk menjumlahkan ribuan kaki persegi ruang bangunan dengan berton-ton batu bara dan sejumlah uang kertas. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mengenai sifat fisik unit pengukuran. Masalah ini—sering disebut sebagai masalah “apel dan jeruk”—diselesaikan dengan menambahkan, untuk tujuan akuntansi, nilai ekonomi umum dari aset (dan kewajiban) yang dinyatakan dalam istilah moneter daripada dimensi fisik lainnya.

Dimungkinkan untuk menyelesaikan masalah apel dan jeruk dengan cara ini karena uang tunai, barang fisik yang berbeda, dan klaim terhadap orang lain biasanya dapat diungkapkan dalam hal uang. Dengan demikian, uang cocok untuk pengukuran dan akuntansi u Yang penting, konsep ini memperkenalkan banyak kompleksitas dalam akuntansi dalam arti bahwa aset yang tidak dapat diekspresikan secara akurat dalam hal unit moneter biasanya tidak tercermin dalam akun bisnis.

Contoh

Di bawah asumsi unit moneter, aset yang dibeli seharga $12,000 pada tahun 2003 dan aset lain yang dibeli seharga $12,000 pada tahun 2016 akan memiliki biaya yang sama. Mereka akan dikenakan biaya penyusutan yang sama untuk tujuan akuntansi.

External user ialah individu dan organisasi lain diluar perusahaan yang memerlukan informasi keuangan perusahaan tertentu. Contoh dari external user adalah investor, kreditor, tax authorities, badan pemerintah, konsumen, dan serikat pekerja.

External user Kegunaan data akuntansi
Investor Untuk mengambil keputusan apakah akan membeli, menjual, mempertahankan saham perusahaan
Kreditor(Supplier dan banker) Menilai risiko atas hutang dan peminjaman uang yang diberikan kepada perusahaan
Tax authorities(kantor pajak) Mengetahui kepatuhan perusahaan dalam membayar pajak
Badan pemerintah Menilai apakah perusahaan telah melakukan operasional mengikuti peraturan yang berlaku
Konsumen Melihat keberlangsungan hidup perusahaan
Serikat pekerja Melindungi hal dan kewajiban pekerja seperti apakah perusahaan telah membayar gaji yang sesuai atau belum

*** Disclaimer***

Recent Posts

Industri Kripto Sumbang Rp1,2 Triliun, Bitcoin Sentuh USD100.000

IBX-Jakarta. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat bahwa industri aset kripto telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Hingga kuartal I tahun 2025, sektor ini berhasil menyetor pajak sebesar Rp1,2 triliun. Rincian kontribusi tersebut terdiri dari Rp246,45 miliar pada 2022, Rp220,83 miliar pada 2023, Rp620,4 miliar sepanjang 2024, serta

Read More »

Pemerintah Genjot Ekstensifikasi Pajak, Pakar Ingatkan Agar Tepat Sasaran

IBX-Jakarta. Pemerintah terus mendorong perluasan basis pajak melalui program ekstensifikasi. Namun, para pakar mengingatkan agar upaya ini tak menyasar kelompok berpenghasilan rendah, melainkan harus tepat sasaran ke pihak yang berpotensi menambah penerimaan secara signifikan. Manajer Riset Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai rendahnya rasio pajak Indonesia lebih

Read More »

Transformasi Strategis Profesi Akuntansi: Menyongsong Tantangan Global di Rakernas IAI 2025

IBX – Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kembali menunjukkan komitmennya untuk mendorong profesi akuntan di Indonesia agar berkembang secara tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan di tengah perubahan global. Ketangguhan profesi ini menjadi kunci untuk memberikan kontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI, Ardan Adiperdana, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IAI yang berlangsung di Jakarta pada 25–27 April 2025. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pengurus pusat IAI, termasuk berbagai badan dan kompartemen, serta perwakilan pengurus wilayah dari seluruh Indonesia.

Read More »