Intercounbix

Shaping a sustainable future

Transfer Pricing | Accounting | Tax | Business Advisory

PPN Anjlok ke Rp102 Triliun di Awal Tahun, Ini Faktor Pemicunya

IBX-Jakarta. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) menurun dalam dua bulan pertama tahun 2025. Realisasinya hanya mencapai Rp102,5 triliun, turun 9,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp113,3 triliun.

Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, menjelaskan bahwa penerimaan PPN DN pada Februari 2025 sebesar Rp48,1 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding Januari 2025 yang mencapai Rp54,4 triliun, serta jauh dari capaian Desember 2024 yang sebesar Rp95,4 triliun. Ia mengatakan bahwa tren penurunan ini bersifat musiman dan biasa terjadi pada awal tahun.

Namun demikian, Anggito juga menyebut adanya faktor tambahan yang ikut menekan angka penerimaan, yaitu kebijakan relaksasi pembayaran PPN selama 10 hari. Artinya, PPN Januari masih dapat dibayarkan hingga 10 Maret 2025. Jika relaksasi ini diperhitungkan, maka rata-rata PPN DN untuk periode Desember 2024 hingga Februari 2025 masih berada di angka Rp69,5 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,2 triliun.

Anggito juga menilai bahwa kondisi konsumsi tidak sepenuhnya memburuk, karena ada pertumbuhan penjualan kendaraan pada Februari 2025, dengan motor naik 4% dan mobil meningkat 2,2% dibanding tahun lalu.

Namun, pandangan ini dikritisi oleh beberapa ekonom. Arif, mantan staf khusus presiden bidang ekonomi, menilai penurunan PPN mencerminkan turunnya konsumsi rumah tangga, yang menjadi indikator daya beli masyarakat. Ia juga menyebut hal ini bisa berimbas pada penerimaan PPh Badan dan mencerminkan kondisi ekonomi secara makro, termasuk ketenagakerjaan.

Senada, Guru Besar Ekonomi dari Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menyatakan bahwa penurunan PPN sebesar 9% menunjukkan tekanan pada konsumsi masyarakat. Ia mengingatkan bahwa jika pemerintah terus mengabaikan persoalan ekonomi yang mendasar, maka Indonesia bisa menghadapi defisit anggaran yang semakin melebar, peningkatan utang, dan daya beli yang terus merosot.

Sumber : Setoran PPN Jeblok Jadi Rp102 T, Ini Ternyata Biang Keroknya! (CNBC)

Recent Posts

Tax Buoyancy Negatif Jadi Alarm bagi Kinerja Penerimaan Negara

IBX – Jakarta. Meskipun ekonomi Indonesia masih tumbuh stabil, penerimaan pajak hingga kuartal III 2025 justru menunjukkan tren yang melemah. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi penerimaan pajak masih terkontraksi dengan nilai tax buoyancy yang jatuh ke -0,64. Secara sederhana, tax buoyancy menggambarkan seberapa responsif penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika

Read More »

Prospek Penerimaan Pajak 2025 Suram, Analis Ingatkan Ancaman Shortfall

IBX – Jakarta. Kinerja penerimaan pajak hingga kuartal III/2025 tengah menjadi sorotan. Direktur Jenderal Pajak Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa perlambatan ekonomi, terutama di sektor swasta, menjadi penyebab utama melemahnya kontribusi pajak sepanjang tahun berjalan. Padahal, berdasarkan data hingga September 2025, realisasi penerimaan pajak dinilai belum selaras dengan pertumbuhan ekonomi

Read More »

Uzbekistan Tetapkan PPN 0% untuk Produk Pertanian: Langkah Strategis Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Pemerintah Uzbekistan memutuskan untuk menetapkan tarif 0% atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk produk-produk pertanian seperti buah-buahan, sayuran, daging, susu, dan telur yang diberlakukan mulai 1 Januari 2026. Kebijakan ini akan menggantikan tarif PPN yang berlaku dan menargetkan kebijakan tersebut menjadi solusi untuk mengurangi beban pajak petani, meningkatkan profitabilitas sektor

Read More »