IBX-Jakarta. Akuntansi berkelanjutan hadir sebagai paradigma baru dalam era di mana Enviromental, Social, and Governance (ESG) menjadi fokus utama dalam dunia bisnis. Tidak hanya sekedar mencatat angka-angka keuangan, akuntansi berkelanjutan mengubah cara perusahaan dalam mengukur kinerjanya dengan mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial ke dalam sistem pelaporan. Hal ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan.
Apa itu Akuntansi Berkelanjutan?
Akuntansi berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainability accounting adalah sistem untuk mengukur, menghitung dan melaporkan dampak lingkungan, sosisal, dan ekonomi suatu organisasi. Hal ini merupakan sebuah evolusi dari praktik akuntansi konvensional yang terjadi secara natural. Pendekatan ini menganggap bahwa kesuksesan jangka panjang suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kinerja keuangannya, tetapi juga dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Selain melaporkan aspek-aspek keuangan, akuntansi berkelanjutan juga memungkinkan untuk mengukur, menganalisa dan melaporkan aspek-aspek non keuangan yang penting untuk keberlanjutan operasional perusahaan.
Komponen Utama dalam Implementasi Akuntansi Berkelanjutan
Dalam mengimplementasikan akuntansi berkelanjutan, ada beberapa komponen yang esensial sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan: Pengukuran dan pelaporan jejak karbon serta penggunaan sumber daya alam, seperti menghitung konsumsi energi, penggunaan air, emisi gas rumah kaca, dan pengelolaan limbah.
2. Sosial: Mengevaluasi dampak sosial, seperti keselamatan kerja dan kontribusi terhadap komunitas, dll.
3. Keuangan: Penilaian terhadap tata kelola perusahaan, seperti transparasi, kinerja keuangan, dll.
Manfaat Implementasi Akuntansi Berkelanjutan bagi Perusahaan
1. Meningkatkan transparasi dan kepercayaan pemangku kepentingan. Para Investor saat ini sangat mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan investasinya, maka dengan menerapkan sistem akuntansi berkelanjutan akan menjadi keunggulan suatu perusahaan.
2. Menghubungkan pengeluaran lingkungan dan sosial dengan manfaat financial.
3. Membantu mengidentifikais risiko dan peluang yang mungkin terlewatkan.
Tantangan dalam Implementasi
Walaupun memiliki manfaat yang jelas, implementasi akuntansi keberlanjutan memiliki beberapa tantangan. Salah satu tantangan yang paling menjadi isu utama yaitu standarisasi pelaporan. Akuntansi berkelanjutan belum memiliki standar pelaporan sehingga hal ini membuat keseragaman dalam pengukuran dan pelaporan. Tantangan berikutnya yaitu masih kurangnya sumber daya manusia yang memahami sistem akuntansi berkelanjutan, perusahaan perlu berinvestasi pada sumber daya manusia dan teknologi dalam mengimplementasikan akuntansi berkelanjutan.
Masa Depan Akuntansi Berkelanjutan
Di masa yang akan datang, akuntansi berkelanjutan akan semakin penting, mengingat regulasi di berbagai negara mulai mewajibkan pelaporan keberlanjutan. Standarisasi global juga semakin berkembang dengan adanya inisiatif seperti Sustainability Accounting Standards Board (SASB) dan Global Reporting Initiative (GRI) yang telah merancang kerangka kerja terstruktur.
Akuntansi keberlanjutan bukan hanya sekedar tren sesaat, melainkan perubahan fundamental dalam cara mengukur dan melaporkan kinerja perusahaan. Bagi akuntan profesional, ini adalah momentum untuk meningkatkan kompetensi baru dan memahami lebih lanjut mengenai akuntansi keberlanjutan. Peran akuntan menjadi semakin penting dalam membantu perusahaan dalam mengelola transisi menuju bisnis yang berkelanjutan dan lebih bertanggungjawab.
*Disclaimer
Sumber: lindungihutan.com