Intercounbix

Shaping a sustainable future

Transfer Pricing | Accounting | Tax | Business Advisory

Memahami Subsequent Event (Peristiwa Kemudian) dalam Auditing

IBX-Jakarta. SA 560 mendefinisikan peristiwa kemudian sebagai:
“Peristiwa yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor, dan fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor”.

SA 560 merumuskan tujuan auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian adalah untuk:

  1. Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang terjadi antara laporan keuangan dan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
  2. Merespons secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut kemungkinan menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya.

Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan dan memiliki pengaruh material atau signifikan terhadap laporan tersebut. Periode peristiwa kemudian mencakup masa antara tanggal laporan keuangan hingga tanggal akhir pekerjaan lapangan, yang merupakan batas waktu untuk pengumpulan dan pengujian bukti audit. Dalam konteks ini, tanggung jawab utama auditor terletak pada peristiwa kemudian yang terjadi selama periode peristiwa kemudian tersebut, sehingga auditor dapat memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi yang akurat dan relevan.

TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN
Peristiwa kemudian dapat dibedakan menjadi dua kategori utama berdasarkan dampaknya terhadap laporan keuangan.

  1. Peristiwa Kemudian yang Tidak Mempunyai Dampak Langsung atas Laporan Keuangan tetapi Memerlukan Pengungkapan
    Kategori ini mencakup peristiwa yang, meskipun tidak secara langsung mempengaruhi angka-angka dalam laporan keuangan, tetap memerlukan pengungkapan untuk memberikan informasi yang relevan kepada para pemangku kepentingan. Contoh dari peristiwa ini yaitu:
    • Penurunan nilai pasar sekuritas yang dimiliki sebagai investasi sementara atau investasi untuk diperdagangkan, yang dapat mempengaruhi keputusan investasi di masa depan.
    • Penerbitan sekuritas obligasi atau ekuitas juga termasuk dalam kategori ini, karena dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.
    • Penurunan nilai pasar persediaan akibat keputusan pemerintah yang mempengaruhi penjualan produk di masa mendatang.
    • Kerugian persediaan akibat kebakaran yang tidak diasuransikan.
    • Penggabungan (merger) atau akuisisi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan juga perlu diungkapkan, meskipun tidak mempengaruhi laporan keuangan yang sedang disusun.
  2. Peristiwa Kemudian yang Memiliki Dampak Langsung atas Laporan Keuangan dan Memerlukan Penyesuaian
    Di sisi lain, terdapat peristiwa kemudian yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian. Contoh dari peristiwa ini yaitu:
    • Penilaian persediaan yang benar karena keusangan, di mana persediaan yang tidak lagi dapat dijual dengan harga yang wajar harus dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah.
    • Persediaan milik klien yang ketinggalan zaman juga harus diperhitungkan, karena dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
    • Penjualan persediaan yang merugi dan tidak relevan pada periode berikutnya.
    • Pengumuman kebangkrutan konsumen yang merupakan debitur Perusahaan.
    • Keputusan pengadilan yang menghasilkan jumlah yang berbeda dari yang tercantum dalam pembukuan juga harus dicatat, karena dapat mempengaruhi kewajiban perusahaan.
    • Penjualan peralatan yang sudah tidak digunakan lagi dalam operasi, dengan harga di bawah nilai buku peralatan tersebut, juga memerlukan penyesuaian untuk mencerminkan laba/rugi yang dialami.

PERISTIWA KEMUDIAN SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN
Jika peristiwa kemudian terjadi setelah tanggal akhir pekerjaan lapangan tetapi sebelum penerbitan laporan audit, dan peristiwa kemudian tersebut berpengaruh material terhadap laporan keuangan atau berpengaruh material terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan, peristiwa kemudian tersebut diakomodasi dalam laporan auditor dengan memberi tanggal khusus, disebut dengan tanggal ganda (dual dating).

Mengapa menggunakan tanggal ganda?, dalam kasus di atas, jika tanggal laporan audit digeser ke tanggal 20/3/2020, maka auditor bertanggungjawab terhadap seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal 15/3/2020 sampai dengan 20/3/2020. Dengan tanggal ganda, auditor hanya bertanggungjawab terhadap peristiwa kemudian yang dilaporkan secara khusus melalui tanggal ganda tersebut.

Contoh pemberian tanggal ganda:

Tanda Tangan Partner
Nama Partner
15 Maret 2020
Kecuali untuk peristiwa kemudian yang kami temukan pada tangga; 20 Maret 2020, yang kami ungkap pada catatan laporan keuangan no xxx.

*disclaimer
Sumber: Buku Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II (Al. Haryono Jusuf), Subsequent Event (wallstreetmojo.com)

Recent Posts

Single Year atau Multiple Year? Mana yang Lebih Cocok?

IBX-Jakarta. Untuk menentukan apakah penentuan harga transfer antara transaksi afiliasi termasuk wajar dan lazim sesuai dengan prinsip arm’s length principle perlu dilakukan adanya analisis kesebandingan. Dalam melakukan analisis kesebandingan, untuk menentukan pembanding yang andal dan akurat, wajib pajak dapat memilih dalam penggunaan data pembanding, single year atau multiple year. OCED

Read More »