Intercounbix

Shaping a sustainable future

Transfer Pricing | Accounting | Tax | Business Advisory

Menetapkan Risiko Bisa Diterima Untuk Keliru Menerima Atau Acceptable Risk Of Incorrect Acceptance (ARIA) Dalam Audit

Dalam semua penerapan sampling balk statistika maupun nonstatistika, auditor menghadapi risiko mengambil kesimpulan yang salah tentang populasi. Hal ini benar, kecuali jiika auditor melakukan pengujian 100% terhadap populasi.

Risiko bisa diterima untuk keliru menerima atau acceptable risk of incorrect acceptance (ARIA) adalah besarnya risiko yang bisa diterima auditor dalam menerima suatu saldo akun sebagai saldo yang benar padahal kesalahan penyajian yang sesungguhnya melampaui kesalahan penyajian bisa ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan yang dinginkan auditor untuk suatu saldo akun. Untuk keyakinan yang tinggi dalam pengauditan suatu saldo, auditor akan menetapkan ARIA yang rendah. [Catatan: ARIA adalah terminologi yang sama dengan ARACR (acceptable risko of assessing control risk too low) untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi]. Sebagaimana ARACR, ARIA bisa ditetapkan secara kuantitatif (misanya 5% atau 10%) atau secara kualitatif (misalnya rendah, medium atau tinggi).

ARIA berhubungan terbalik dengan ukuran sampel yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, apabila auditor akan menurunkan ARIA dari 10% menjadi 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan akan naik. Sebaliknya apabila auditor tidak ingin mengambil risiko, maka diperlukan ukuran sampel yang lebih besar.

Faktor penting yang memengaruhi keputusan auditor tentang ARIA adalah taksiran risiko pengendalian yang ditetapkan auditor dalam model risiko audit. Apabila pengendalian internal efektif, risiko pengendalian bisa diturunkan, sehingga auditor bisa menaikkan ARIA. Hal ini selanjutnya akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian rinci saldo akun yang bersangkutan.

*Disclaimer*

Sumber: Jusup, Al. Haryono. Auditing Edisi II (Pengauditan Berbasis ISA)

Recent Posts

Badan Otorita Penerimaan Negara Akan Dibentuk, Ini Struktur dan Tugasnya

IBX-Jakarta. Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan tengah menyiapkan struktur organisasi Badan Penerimaan Negara (BPN) atau Badan Otorita Penerimaan Negara (BOPN), sebuah lembaga baru yang dirancang untuk memperkuat sistem penerimaan negara secara terintegrasi. Informasi ini disampaikan oleh Edi Slamet Irianto, anggota Dewan Pakar TKN Bidang Perpajakan, dalam acara ISNU Forum on

Read More »

Mengenal Mutual Agreement Procedure dalam Mengatasi Sengketa Transfer Pricing

IBX-Jakarta. Dalam konteks perpajakan internasional, sengketa transfer pricing menjadi isu yang kian kompleks dan sering terjadi, terutama ketika dua negara memiliki pandangan berbeda terkait penentuan harga wajar atas transaksi afiliasi lintas batas. Untuk menyelesaikan sengketa semacam ini tanpa harus menempuh jalur litigasi, tersedia suatu mekanisme yang diakui secara internasional, yaitu

Read More »

Mengenal Analisis Fungsi, Aset, dan Risiko dalam Transfer Pricing

IBX-Jakarta. Dalam praktik perpajakan, khususnya dalam transaksi antar perusahaan afiliasi, penting bagi Wajib Pajak untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan telah sesuai dengan prinsip kewajaran. Salah satu cara menilai kewajaran ini adalah melalui analisis fungsi, aset, dan risiko atau yang dikenal dengan istilah FAR (Function, Asset, and Risk analysis). Prinsip

Read More »