Oleh: M.Akmal Murtadho
Suatu aset yang “likuid” dapat diubah dengan cepat menjadi kas pada “nilai pasar yang wajar”. Aset riil biasanya kurang likuid dibandingkan aset keuangan, tetapi aset keuangan berbeda-beda likuiditanya. Oleh karena investor menyukai aset yang lebih likuid, investor memasukkan premi likuiditas (liquidity premium-LP) di dalam tingkat bunga yang dibebankan pada berbagai efek utang. Meskipun sulit untuk mengukur premi likuiditas secara akurat, kita dapat memahami likuiditas aset dengan memperhatikan volume perdagangannya. Aset dengan volume perdagangan yang tinggi pada umumnya mudah untuk dijual sehingga lebih likuid. Rata-rata premi likuiditas pun bervariasi sepanjang waktu. Selama masa krisis keuangan terakhir, premi likuiditas pada banyak aset melonjak. Pasar aset yang sebelumnya sangat likuid mendadak mengering ketika semua orang berusaha menjual asetnya pada saat yang bersamaan. Likuiditas aset riil pun bervariasi. Misalnya, di puncak ledakan industri perumahan, sering kali rumah-rumah yang berada di lokasi yang bagus terjual di hari pertama rumah tersebut ditawarkan.Setelah gelembung itu meledak, rumah-rumah di lokasi yang sama tidak laku terjual selama berbulan-bulan.
*Disclaimer*
Sumber : Houston&Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta