Oleh: M.Akmal Murtadho
Peluang untuk terjadinya pencurian, ada pada semua entitas. Namun demikian, peluangnya akan lebih besar pada entitas yang memiliki atau menyimpan banyak uang/kas atau memiliki banyak persediaan atau aset berharga lainnya, terutama bila bentuknya kecil dan mudah dipindahkan. Sebagai contoh, kasino menangani uang dalam jumlah besar dengan hanya sedikit catatan formal untuk kas yang diterimanya.
Demikian pula pencurian komputer laptop lebih sering terjadi dibandingkan dengan pencurian komputer dengan sistem desktop.
Kelemahan pengendalian internal menciptakan peluang untuk terjadinya pencurian. Kurangnya pembagian tugas biasanya memberi kesempatan pada karyawan untuk melakukan pencurian. Manakala karyawan menyimpan aset atau bahkan jika hanya sementara memiliki akses terhadap aset dan menyelenggarakan pencatatan atas aset tersebut, timbullah potensi terjadinya pencurian. Sebagai contoh, apabila pegawai gudang persediaan juga melakukan pencatatan atas persediaan tersebut, mereka akan dengan mudah mengambil perse-diaan dan menutupi pencurian tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansinya. Kurangnya pengawasan dalam pembayaran ke pemasos, atau dalam sistem penggajian, dapat memberi peluang kepada karyawan untuk menciptakan pemasok-pemasok fiktif atau karyawan fiktif, danperusahaan harus membayar untuk kepalsuan tersebut.
Kecurangan lebih umum terjadi dalam perusahaan kecil dan dalam organisasi nirlaba karena sulit bagi entitas semacam itu untuk melakukan pemisahan tugas secara memadai.
*Disclaimer*
Sumber: Jusup, Al. Haryono. Auditing Edisi II (Pengauditan Berbasis ISA).