IBX-Jakarta. PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang lebih dikenal dengan nama Sritex, adalah salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Namun, saat ini perusahaan ini menghadapi tantangan besar terkait utang yang menumpuk, yang mencapai hampir Rp 20 triliun. Utang yang besar ini berasal dari berbagai sumber, termasuk bank nasional dan bank asing.
Berdasarkan laporan terbaru, total utang Sritex tercatat sekitar US$1,55 miliar atau setara dengan Rp 24,16 triliun. Utang ini terdiri dari berbagai jenis pinjaman, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang. Di antara total utang tersebut, terdapat utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu dekat dan obligasi yang memiliki bunga tinggi.
Sritex memiliki utang kepada sejumlah bank, baik nasional maupun asing. Beberapa bank nasional yang terlibat dalam pemberian pinjaman kepada Sritex antara lain:
- Bank BJB: Salah satu kreditur utama dengan utang tercatat sekitar US$38,89 juta atau setara dengan Rp 554,62 miliar.
- Bank Mandiri
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Negara Indonesia (BNI)
Selain itu, Sritex juga memiliki utang kepada 17 bank asing, yang berkontribusi pada total utangnya yang sangat besar.
Utang yang menggunung ini telah menyebabkan Sritex mengalami kesulitan keuangan yang signifikan. Pada tahun 2021, perusahaan mencatatkan kerugian bersih hingga Rp 1,08 triliun, dan kondisi ini semakin diperburuk oleh dampak pandemi COVID-19 yang mengganggu arus kas perusahaan. Saat ini, Sritex berada dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), di mana perusahaan berupaya untuk merestrukturisasi utangnya agar dapat memenuhi kewajiban kepada kreditur.
Manajemen Sritex telah mengungkapkan rencana untuk melakukan restrukturisasi pinjaman guna mengatasi masalah keuangan ini. Mereka berkomitmen untuk memenuhi semua kewajiban dan melaksanakan keputusan hasil PKPU kepada para kreditur. Selain itu, perusahaan juga berupaya untuk meningkatkan arus kas dan memperbaiki kinerja operasional agar dapat kembali ke jalur pertumbuhan.
Kondisi keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menunjukkan tantangan serius akibat utang yang sangat besar. Dengan total utang hampir mencapai Rp 20 triliun dan keterlibatan banyak bank sebagai kreditur, langkah-langkah strategis diperlukan untuk merestrukturisasi utang dan memulihkan kesehatan finansial perusahaan. Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini akan sangat penting bagi masa depan Sritex sebagai salah satu pemain utama di industri tekstil Indonesia.
**Disclaimer**